﷯ ﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯Punk Collage﷯ ﷯﷯﷯﷯﷯ ﷯﷯ ﷯﷯﷯Rating: 4.7 (427 Ratings)﷯﷯145 Grabs Today. 93882 Total Grabs. ﷯
﷯﷯﷯﷯﷯Preview﷯﷯ | ﷯﷯Get the Code﷯﷯ ﷯﷯ ﷯﷯﷯﷯25﷯﷯ ﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯The Only﷯ ﷯﷯﷯﷯﷯ ﷯﷯ ﷯﷯﷯Rating: 4.6 (40 Ratings)﷯﷯138 Grabs Today. 43739 Total Grabs. ﷯﷯﷯﷯﷯﷯Preview﷯﷯ | ﷯﷯Get t BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS ?

Kamis, 17 September 2009

"Menapak Tilas Kata Celengan" -Info

Assalammu’alaikum, sobat………
SmileyCentral.com

Sekarang aku mau menyampaikan obrolan aku dan temanku beberapa waktu yang lalu. Ya, waktu itu kami asyik menyerocos-cas-cis-cus. Biasalah saat itu kami obral-obrol. Tapi kalau aku dibilang ngobrol, sebenarnya gak juga sih. Eh, kok bisa? Hemmm… soalnya aku lebih senang menjadi pendengar setia. Have fun aja mendengarkan cerita orang. Nyem…nyem… enak lho, mantep lho. Okay, simak obrolan kami yukss


Ni, tau gak arti celeng itu apaan?”, tanpa ba-bi-bu, tiba-tiba saja temanku menodongkan pertanyaan.


Aku yang tiba-tiba ditodongin pertanyaan aneh jadi sedikit kalap , “He’eh, apaan yah?”. Akupun memutar otak. Hmm… pernah dengar sih, tapi dimana ya? di Pasar kagak ya? Eh, nggak ding. Di Cina mungkin? He’eh aku kan belum pernah kesana. Huft. So, dimana ya? tiba-tiba otakku menemukan sinyal jawaban. oh…. sekarang aku sudah ingat!! Kalau gak salah di TV aku berulangkali mendengar Pembawa Berita mengatakan “celeng”…. Dia bilang apa ya?..... Daging celeng ya… SmileyCentral.com


“Pemirsa, banyak pedagang nakal yang mencampur daging ternak mereka dengan daging celeng…… mereka ia mendapat untung…. Jadi anda harus berhati-hati….. jika tidak ingin tertipu…..”, patah-patah aku berusaha mengingat-ingat ucapan Sang Pembawa Berita di TV.
Upsss, sekarang aku sudah tahu. Ternyata celeng itu adalah….. SmileyCentral.com


“Ya, ya, ya tahu-tahu…. Celeng itu piggy* kan?”, kataku berapi-api seperti anak kecil yang telah menemukan es krim sebanyak satu truk. Weleh-weleh, semangat sekali ya…



“He’eh. Kok ani bisa tahu? Itu kan bahasa jawa?”, tanyanya lagi sambil geleng-geleng kepala -Heheheh… mungkin kagum kali ya. Eitss, tapi untuk menjawab pertanyaan yang satu ini aku tak memerlukan banyak waktu.


“Tahu dong. Wong aku sering denger di TV!”, aku menjawab sambil berekspresi seolah-olah hendak mengatakan, Ani githu loh…. SmileyCentral.com


Oooh….”, duh, temanku malah ber-Oooh-ria. “Mmm… mungkin celengan itu asal katanya dari kata celeng gak?”, lanjutnya.


Aku takjub SmileyCentral.com. Ternyata temanku ini doyan banget bertanya. Ya, sudah. Seperti kata orang bijak, “Malu bertanya, sesat di jalan”. Tapi kalau anak-anak jaman sekarang bakal dipelesetin jadi begini, “Malu bertanya, ya… jalan-jalan” –eh, tapi aku kan juga anak jaman sekarang? SmileyCentral.com

Sudahlah.
Lupakan.


Aku pun kembali memikirkan jawaban atas pertanyaannya. Hmm… mungkin gak ya… oh, iya… aku pernah melihat celengan berbentuk piggy*. Tapi kayaknya sudah lama banget sih. Gak kayak sekarang, celengan banyak kita temui dalam bentuk ayam jago. Woekeh, setelah berdiskusi dengan diriku sendiri aku pun mengemukakan jawabanku.

“Eh, mungkin benar juga atuh…”, jawabku singkat –males ditodongin pertanyaan aneh lagi kayaknya ^^. Dan ding-dong! Ternyata ia gak bertanya yang aneh-aneh lagi. Sepertinya ia bisa menerima jawabanku dengan senang hati. Lega rasanya.


Sobat d’ Dreamers mengerti gak dengan obrolan singkat kami barusan? Eh, kok malah pada cengengesan? Upss, sorry dori mori kalau belum mengerti. Dan, maaf, sepertinya anda belum beruntung, heheheh… Untuk yang sudah mengerti, syukur Alhamdulillah… Kalau begitu, udah, deh. Sini tak jelasin maksudnya ya ^^. But, don’t go anywhere yah? Okay, let’s check problem point… SmileyCentral.com


Hemm… jadi obrolan bermula dari temanku yang asyik masyuk bertanya seputar piggy* atawa dalam bahasa jawanya yaitu celeng. Rupa-rupanya aku lumayan sering mendengar kata celeng itu dari siaran berita yang kutonton. Temanku pun menduga “mungkin saja celengan itu berasal dari kata celeng”. Aku mengangguk-angguk tanda setuju atas analisisnya. Soalnya dulu aku pernah melihat celengan berbentuk piggy*, entah itu di komik, di TV, atau dimana saja deh. Huft. Tapi mungkin sudah lama sekali. Nah, begitulah ceritanya –gak nyangka ternyata penjelasannya bisa sesingkat ini- takjubSmileyCentral.com.


Mungkin benar juga ya, kalau celengan itu berasal dari kata celeng. So, ada yang setuju dengan pendapat kami gak? Nah, aku juga sempat mencarinya di google dengan kata “Asal Mula Kata Celengan” supaya lebih tepat, akurat, tajam dan terpercaya.


Dan ternyata yang pertama nyantol di google adalah ini….

menurut yg saya baca di kompas, asal mula kata 'celengan' adalah sebuah tembikar berbentuk babi (jw : celeng) yang dipakai untuk menyimpan uang. ...
denbagusediduk.multiply.com


Saking girangnya langsung ku-copy deh tulisan di atas. Weleh-weleh, sangat membantu BeGeTe. Thanks a lot…….. SmileyCentral.com


Teman-teman tahu gak, dalam kamus Bahasa Indonesia Celengan adalah barang atau sesuatu yang dipakai untuk menyimpan (menabung) uang.
Sedangkan Celeng adalah babi hutan, babi yang bersiung.


So, udah setuju kagak neeh?



Woekeh. Akhirnya postingan kali ini sudah selesai juga. Alhamdulillah… ternyata postingannya masih bisa terbit. Padahal sudah ngaret dari beberapa hari yang lalu –hihihih….
Well, tunggu postingan selanjutnya ya!

Persis di saat yang bersamaan Queen lagi menggaruk-garuk kepala. Sebenarnya gak gatal sih. Ugh, Queen masih belum ngerti nih... dari tadi pada ngomongin apaan sih? tanyanya dalam hati. Weleh-weleh…pantesan Queen gak ngerti, wong dari tadi dia asyik molorr, hihihih….


Wassalam^^

SmileyCentral.com

Sabtu, 12 September 2009

Serial: BINATANG JUGA SALING MENOLONG (Bag:2) –Selesai



“Persahabatan Semut Kecil”

Assalammu’alaikum sobat d’ Dreamers……
Hohohoh…. Sudah penasaran dong dengan kelanjutan serial “BINATANG JUGA SALING MENOLONG”. Eit, tapi benaran penasaran gak nih…. Ya, sudah. Yuksss, lanjuuut….

Kejadiannya sudah lama juga sih, kira-kira beberapa bulan yang lalu. Jadi begini, waktu itu aku dan saudara-saudari selonjoran di atas balai-balai –he’eh, itu istilah dari ibu-. Yah, selonjoran saja. Biasa, bersantai-santai. Tapi adikku malah sok-sibuk memperhatikan pasukan semut kecil yang berbaris rapi di atas pohon, kebayang kalau aku yang jalan berbaris, bisa rapi gak ya? Boro-boro, wong kalau lagi upacara saja masih acakadut begitu. HihiihhSmileyCentral.com...

Woekeh. Back to topic SmileyCentral.com….
Ternyata adekku masih tetap keukeuh memperhatikan semut kecil itu. Ck, ck, ck. Yang lainpun masih asyik dengan lamunannya masing-masing. Dan dalam sekali sentakan, ia memanggilku. Ups, rupanya ia ingin menunjukkan sesuatu dengan “semut kecilnya”. What that? Hmm…kira-kira apa ya? Ni bocah mau ngapain sih?, tanyaku dalam hati. Ia pun segera memulai aksinya. Pertama-tama ia mencegat seekor semut, lalu ia bermain-main dengan semut kecil tersebut. Tak lama semut kecil itupun akhirnya klenger-klenger. Aku terkesiap. Buru-buru aku menyiapkan khutbah panjang terhadap aksi “nakalnya”. Habis usil banget sih. Huft. Gak tahu ya, nabi Sulaiman saja sampai menghentikan perjalannya hingga gerombolan semut selesai menyeberang jalan SmileyCentral.com.

Akupun bersiap-siap menggelar aksi protes terhadap tindakan “usilnya”. Tapi, upss… ternyata tak lama kemudian datang beberapa ekor semut –yang dengan sigap- langsung membopong rekannya yang terluka akibat ulah iseng adekku. Yups, mereka sedang menolong temannya. Mereka setia dan pengertian satu sama lain. Hmm, ya…. Mereka saja ikut merasakan kesakitan Bukankah sesama muslim itu ibarat satu tubuh. Apabila ada bagian tubuh yang sakit, maka semua juga ikut merasakan. rekannya. Bagaimana dengan kita? SmileyCentral.com

Ternyata adekku ingin menunjukkan ini. Menunjukkan persahabatan semut. Hmm, tapi jangan pakai cara “kekerasan” segala boy SmileyCentral.com

Yups, selesai sudah serial: Binatang Juga Saling Menolong. Para d’ Dreamers pun jadi sedih, jangankan d’Dreamers, Queen saja juga ikutan sedih nih. Gak nyangka, serealnya habis juga. Huft. “Kalau gitu beli di Supermarket lagi deh, “ sorak Queen. Nah lho! Sontak, d’ Dreamers pun melongo secara berjama’ah. Queen lagi mikirin serial yang mana sih, kok serial bisa dibeli di Supermarket? Tanya mereka dalam hati, tentu saja berbarengan SmileyCentral.com.

NB:
-Sebenarnya Queen lagi sedih memikirkan serealnya yang sudah habis. “Huyuhh… terpaksa beli lagi deh”, kira-kira begitulah yang Queen pikirkan. Jadi sudah tahu dong sereal apa yang lagi dipikirkan oleh QueenSmileyCentral.com.
-Oh, ya. Satu lagi. Setting cerita serial: “Binatang Juga Saling Menolong” itu sama lho. Yaitu di balai-balai yang berdekatan dengan pohon tempat kucing hitam nyangkut dan juga tempat gerombolan semutSmileyCentral.com.
-Stt… masih ada lagi, semua ceritanya berdasarkan pengalamanku lho!.
SmileyCentral.com

Wassalam^^

SmileyCentral.com

Jumat, 11 September 2009

Serial: "BINATANG JUGA SALING MENOLONG" (Bag:1)


“Odel Sang Hero”

Assalamm’alaikum, sobat…..
Senang deh, akhirnya –setelah bersussah-payyahh me-nye-le-sa-i-kan postingan ini- aku bisa menceritakan kejadian ajaib binti uajaieb ini. Yang pasti aku mengalami sendiri –jadi kagak nyontek orang lain, chiiiing….-ehem!-meski kadang teman-teman nyeleneh bilang aku “Miss Jiplak”-duh apes nian.

Upss, sorry. Aku bukannya mau menceritakan tentang “Miss Jiplak”, tapi tentang aku yang menjadi saksi bahwa binatang itu saling menolong. Beneran deh. Makanya pantengin and pelototin terus deh postingan ini. Insya Allah, kita –manusia- mendapatkan hikmah. Okay, next!

Jadi begini, waktu sore itu rumah lumayan sepilah –maklum, habis semua pada sibuk mikirin jajanan takjil, sih- karena sepi itulah, akupun keluar rumah. Refreshing. Eh, sekonyong-konyong rupanya ada anak kecil, eh anak kucing yang nyangkut di atas pohon. Dan tanpa ba-bi-bu lagi aku pun segera memutuskan dengan seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya untuk melesat menuju si kucing kecil (nah, lho!). Rupanya di sana juga ada si kucing besar, ia menatap cemas pada rekan sepermainannya. Oh, si kucing kecilpun menatapku seakan berkata, “Help me!”. Aku menjawab dengan ekspresi, “Ngapain main di atas, ntar jatuh, Gedebuk!”. Si kucing kecil menatap sedih, “Aku nyangkut di sini. Tadi Cuma main-main di atas. Rupanya gak bisa turun lagi. Huaaaaa…… mami-h…dedek atuttt….. Hua……”. Huft. Aku menghela nafas.

Dan kucing besar, demi melihat rekannya dicuekin, segera turun tangan. Ia berbuat ulah. Misuh-misuh mengeong di bawah pohon berusaha memanggil partnernya, “Sabar, sob. Entar Odel mau memanjat ke atas buat nolongin kamu”. Kucing kecil mengeong senang, “Hayya…. Khamsia-khamsia…”. Ia –kucing besar atawa Odel- mengambil kuda-kuda untuk segera memanjat ke atas. Aku yang melongo melihat pengorbanan Odel buru-buru menahannya –yang nama aslinya Monalisa Odelia Pinokio- serta secepat kilat menyambar kursi untuk menyelamatkan si kucing kecil. Sok-menolong.

Malu dong, kucing saja rela berkorban demi temannya, masa kita –MANUSIA- tidak mampu berkorban demi saudara kita, saudara seiman tentu saja. Hayyooo….kok malah pada cengengesan. Bukankah sesama muslim itu ibarat satu tubuh. Apabila ada bagian tubuh yang sakit, maka semua juga ikut merasakan.

Setelah selesai berbicara maraton, Queen mulai terlibat perbincangan dengan para d’ Dreamers yang dari tadi asyik mendengar ceritanya….

Queen dari negeri antah-berantah: “Gimana, suaiii tak cerita tadi?” (dengan semangat 45)
d’ Dreamers: (manggut-manggut)
Queen dari negeri antah-berantah: “Suaiii tak?”
D’ Dreamers: “Eh, iya-iya”
Queen dari negeri antah-berantah: (nyengir)

Yaps, begitulah. Queen akhirnya menutup perbincangannya dengan nyengir kuda. Ck, ck, ck.

Woekeh. Tunggu kelanjutan serial “Binatang Juga Saling menolong” ya! -;D
-to be continue-

Wassalam^^

Selasa, 08 September 2009

Renungan

Assalammu’alaikum sobat….

Ini postingan buat renungan aja ya. Jangan pake bilang buat mojokin orang -oh, no! gak banget…..- yang pasti aku yang ngalamin sendiri lho! Kalau ada yang pernah ngalamin, itu artinya kita teman senasib sepenanggungan. Ya, sudah… tak usah berpanjang kata lagi Coz bibirku sudah pegel. Yukss…. langsung aja kebet postingan ini. Okay, Nex! Kita mulai deh bicara maratonnya, yuksssss……….

Mmm… Pernahkah kalian merasa jengah dengan Orang-tua kalian, maksudku, ketika orang-tuamu mulai berkata, “Jangan baca waktu senja, nanti mata bisa buta (padahal kita lagi asyik-asyiknya membaca buku yang menarik BeGeTe, tapi orang-tua malah misuh-misuh nyuruh berhenti).” atau “Tutup jendela, nanti nyamuk masuk (padahal baru bangun tidur sore. Ugh, kan masih ngantuuuukkk….. Kalau Mba Surip mah bakal nyaranin begini, “Bangun tidur, Tidur lagi. Banguuuuuuuuunn….. Tidur lagiiiiiii….. hahahhaaahh….)”. Kurasa aku sedikit kesal. Tapi sungguh, itulah yang terbaik bagi kita. Coba bayangkan, kalau aku tak mematuhi orang-tuaku dan aku masih terus membaca saat senja, bisa kubayangkan beberapa tahun lagi –mungkin- aku bakal memakai kacamata tebal plus berlapis-lapis seperti kue lapis (mending kue lapis, kalau kacamata lapis siapa yang mau? Siapa coba? Aku bakal mesem-mesem deh…..) .

Atau, kalau aku tak menutup jendela, bisa-bisa aku tak tak betah tidur. Why? Karena semalaman bertempur dengan buyut sampai cicitnya nyamuk –saking banyaknya pasukan nyamuk itu- and hingga keesokan harinya aku harus rela badanku bentol-bentol seguede bola pingpong (nah lho!).

Jadi girls –eh yang baca mungkin gak semuanya perempuan ya. Ralat dulu ding. Maksudnya, jadi akhi wa ukhti-, orangtua itu selalu menginginkan yang terbaik bagi kita, ya tentu dengan cara mereka masing-masing (tul gak?).

Kebayang gak kalau ibu kita setiap tengah malam menuju kamar kita hanya utuk memastikan kita terbebas dari makhluk bernama NYAMUK. Atau ayah yang selalu membangunkan kita untuk sholat ketika kita ketiduran. SUBHANALLAH…. Karena itulah kita mesti kudu wajib bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kita orangtua yang baik dan pengertian. Dan jangan lupa, kita juga dengerin nasehat mereka, ya karena itu tadi; Karena mereka selalu menginginkan YANG TERBAIK bagi kita (ingat lho, yang terbaik. Hanya yang terbaik untuk kita, yang buruk-buruk semuanya di eliminasi, dan hanya yang terbaiklah untuk kita. Ingat T-E-R-B-A-I-K. Eh, jadi ingat lagu yang liriknya, “Yang terbaik, yang terindahhhhhhh…..”-nah begitulah kira-kira liriknya). Jangan sampai ketika dinasehatin kita malah naruh tampang bete’, dan segera masang kuda-kuda buat segera g0 0ut!

Wassalam ^^





Kamis, 30 Juli 2009

Sakura

Sakura di Persimpangan

Berdiam dalam kesendirian,
Menatap iba pada pejalan dan pengendara
Namun di acuhkan,
Di hina mentah-mentah

Kau tua,
Batangmu lapuk di makan usia
Daunmu rusak di makan ulat
Orang-orang tak sudi melihatmu

Kau tegar,
Para petugas berusaha enyahkanmu
Tapi kau kokoh berdiri
Berusaha membela diri

Kini tersisa hanya puingmu,
Kanangan tentangmu,
Saat kita bermain bersama
Di dahanmu yang kuat

Takkan kulupakan
Masa lalu kita dahulu,
Wahai engkau sakura
Di persimpangan…

HAIRATUNNISA’
SMPIT Al-Fityah

Puisi ini dimuat di koran harian Riau Pos
Tgl 21 Feb 2009


heheheh... Ini adalah puisi pertamaku yang dimuat di koran.
Alhamdulillah bisa masuk di koran (padahal sebelumnya tak menyangka sangat).
Begini ceritanya, sewaktu itu ada pelajaran B.Indonesia. So, Ustadzah menugaskan untuk membuat puisi, ustadzah bilang, "Kalau puisinya semakin banyak, jadi semakin baik nilanya"..


Ya, sudah. Mumpung otak lagi merongrong (huekss, apaan tuh merongrong) alias lagi buntu, mending buat tugasnya di rumah saja. Soalnya otakku tak bisa bekerja, bila mendengar suara bising bin ajaib teman-teman di kelas, huyuhhhhh .... bisa pusing tujuh keliling, dewh *maap teman-teman......

Di rumah aku lebih bisa berkosentrasi. Yaaaaaaaaaa, mungkin kurang lebih setengah jam puisi ini kelar di buat. Awalnya sih aku hanya membuat-buat saja, alias iseng-iseng membuat puisi ini, makna sesungguhnya dari puisi inipun aku tidak tahu-menahu. Saat membuatnya aku hanya membayangkan suasana Jepang, dan aku teringat komik doraemon yang pernah kubaca. Kisahnya begini, ada sebatang pohon tua yang tidak terawat, lalu entah bagaimana kejadiaannya (hehehehhh... aku lupa bagian yang ini) dengan bantuan alat doraemon pohon tersebut bisa berbicara. Pohon itu bercerita bahwa sewaktu dulu banyak anak-anak yang bermain di dahannya. Tapi sekarang, ketika ia sudah tua, tidak ada anak-anak yang bermain lagi dengannya. Yaaaaa, anak-anak itu hanya bermain dengan mainannya yang canggih-canggih, alhasil dia merana gitu deh. Singkat cerita, (kalau tak disingkat, bisa-bisa habis berjam-jam nih) dan lagi-lagi dengan bantuan alat doraemon yang uaneh bin ajaib tapi tak nyata itu, pohon tua tersebut dibuat menjadi kecil kembali. Dan hingga akhirnya ia ditaruh ditempat banyak anak yang bermain, diapun tak kesepian lagi.

Dari situlah asal aku mendapatkan inspirasi membuat puisi ini. Hemmm, bukankah banyak cara untuk mendapatkan inspirasi??? I hope you have a inspiration too …
O, iya. Sekedar info saja. Temanku malah bilang puisinya seperti menceritakan gelandangan yang ada dipersimpangan jalan, lalu malah diusir petugas. Coba deh, baca lagi puisinya …
Mirip kan??? Temanku peka juga ya???
Ya, sudah. Kalau kalian punya pendapat lain, jangan malu-malu bilang ke aku. Malunya buang saja dulu ke luar angkasa ya….